Kamis, 17 Juni 2010

Ringkasan Sejarah

Kota Makkah
Di dalam Al Qur’an disebut Bakkah atau Umm al Qura. Kota ini adalah lembah kering yang dikelilingi gunung-gunung batu yang tandus. Sebelah timur berdiri Gunung Abu Qubais, di selatan Gunung Abi Hadidah dan Gunung Khundamah, di utara Gunung Al-Fajl, Gunung Qaiqaan, Gunung Hindi, Gunung Lu’lu’ dan Gunung Kada yang merupakan gunung tertinggi. Letak Makkah kira-kira 330 meter di atas permukaan laut. Menurut sejarah, Makkah sejak dulu menjadi kota persinggahan para kafilah yang mengadakan perjalanan dari Yaman di selatan dan Syam/Palestina di utara. Karena posisinya itu Makkah menjadi kota yang penting, namun tidak pernah dijadikan ibukota. Ketika zaman Nabi pun, pusat pemerintahan berada di kota Madinah. Selain di Madinah, ayat-ayat Al Qur’an diturunkan Allah di Makkah.
Masjidil Haram
Artinya masjid yang dihormati atau dimuliakan. Masjid ini terletak di tengah kota Makkah dan merupakan masjid tertua di dunia. Di masjid ini ada kubah-kubah kecil sebanyak 152 buah dengan tiang masjid 589 buah. Tinggi tiang 20 kaki, diameter 1,5 kaki. Tiang-tiang tersebut ada yang terbuat dari marmer putih, batu granit biasa/berwarna yang diambil dari pegunungan sekitar Makkah. Setiap tiga tiang diselingi satu tiang besar dengan ketebalan 4 kaki. Di sekeliling masjid ada 7 menara yang masing-masing memiliki nama, yaitu Bab Al Umrah, Bab Al Hazurah, Bab Al Salam, Bal Al Ziadah, Bab Al Ali, Sulaimaniah, dan Kait Bai. Pada zaman Nabi dan Khalifah Abu Bakar, masjid ini belum sebesar sekarang. Pada masa Khalifah Umar dan Utsman, masjid diperluas dan diberi dinding. Di masa dinasti Abbasiyah pengembangan masjid dilakukan secara besar-besaran. Masjidil Haram pernah terbakar dan disambar petir. Kini masjid mulia yang menjadi kiblat umat Islam di seluruh dunia diurus dan menjadi tanggung jawab raja Arab Saudia : Raja Fahd.
Mata Air Zamzam
Sumur zamzam terletak di sebelah tenggara Ka’bah, bertentangan dengan Hajar Aswad. Di dalam hadist Nabi, sumur ini disebut juga sumur Ismail, karena ditemukan kembali pada masa kecil Ismail. Diceritakan bahwa Nabi Ibrahim membawa istrinya Siti Hajar dan bayi mereka Ismail ke sebuah lokasi tandus di dekat Ka’bah. Dengan meninggalkan sedikit makanan dan air, Nabi Ibrahim a.s. meninggalkan istri dan anaknya. Mulanya Siti Hajar protes, tetapi setelah tahu apa yang dilakukan suaminya itu semata-mata atas perintah Allah, maka dia bersedia ditinggal dengan bekal yang tidak memadai. Dia yakin, karena itu perintah Allah, maka Allah akan melindungi mereka. Tapi suatu saat minuman dan makanannya habis, sehingga air susunya pun kering. Dan Ismail yang kehausan pun menangis. Hajar bingung mencari air, berlari kian kemari sampai akhirnya dia melihat malaikat Jibril berada di dekat putranya. Jibril menggali tanah sampai memancar air: air zamzam.Aa

Pintu Ka'bah

Shafa dan Marwa
Adalah nama dua buah bukit yang letaknya berhadapan. Kini kedua bukit tersebut sudah berada di dalam bangunan Masjidil Haram, menjadi mas’a tempat orang melakukan sa’i. Dulu, ketika Siti Hajar kebingungan mencari air untuk minuman Ismail, istri nabi Ibrahim a.s. itu berlari-lari di antara kedua bukit Safa dan Marwah. Sekarang, orang melakukan sa’i di sana pun sebagai napak tilas mengikuti jejak Siti Hajar. Karena itu mereka yang sa’i dituntut untuk menghayati derita Siti Hajar saat itu.
Ka’bah
Menurut artinya kata Ka’bah adalah kubus. Bangunan suci persegi empat itu disebut juga Baitullah (rumah Allah), Baitulharam (rumah suci) dan Baitulatiq (rumah kuno). Baik dalam Al Qur’an maupun Hadist Nabi, sebenarnya tidak ada petunjuk yang menyebutkan kapan Ka’bah dibangun dan siapa pendirinya. Qur’an Cuma menyebutkan Ka’bah diperbaiki oleh Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Ka’bah terbuat dari batu biru. Panjang dinding bagian muka (yang terdapat pintu) dan dinding belakang masing-masing 12 meter. Sedangkan kedua sisinya masing-masing 10,1 meter. Tingginya 16 meter. Pintu Ka’bah tidak tepat di tengah, tetapi Cuma sekitar 2 meter dari sudut timur laut. Dalam setahun pintu itu Cuma dibuka paling banyak 15 kali. Untuk masuk ke dalam diperlukan tangga. Sudut-sudut Ka’bah disebut orang Arab rukun. Sudut tersebut diberi nama sesuai dengan arahnya, seperti Rukun Iraqi, yaitu sudut yang mengarah ke Irak (utara). Sudut selatan mengarah ke Yaman, disebut Rukun Yamani. Sebelah barat mengarah ke Syam/Syuriah disebut Rukun Syami. Sedangkan sudut sebelah timur disebut Rukun Aswad, mengarah ke Hajar Aswad.
haram18


Mizab
Sesungguhnya adalah saluran air. Dia terdapat di pertengahan dinding sebelah barat bagian atas Ka’bah. Orang lazim menyebutnya mizab rahmah. Saluran air itu dibuat oleh Hajjaj bin Yusuf Al Saqafi yang wafat pada tahun 714H. Dia adalah gubernur Arabia pada masa pemerintahan Bani Umayyah. Mizab dibangun semata-mata agar air tidak menggenang di atas Ka’bah. Pada tahun 959H Sultan Sulaiman I dari Kerajaan Usmani mengganti mizab itu dengan perak. Pada tahun 1021H Sultah Ahmad I mengganti lagi dengan perak yang dilukis dengan tinta biru berselang-seling emas. Pada tahun 1273H Sultan Abdul Majid mengirim saluran air yang terbuat seluruhnya dari emas. Mizab atau saluran air itulah yang ada sampai sekarang. Itu pula sebabnya sebagian orang sekarang menyebutnya dengan nama “Pancuran Emas’.
haram15
Hajar Aswad
Artinya batu yang hitam. Namun Hajar Aswad yang ada di Ka’bah itu warnanya tidaklah hitam pekat, melainkan hitam kemerah-merahan. Bentuknya seperti telur, dan terdapat bintik-bintik merah dan kuning bekas pecahan. Lingkarannya sekitar 30 cm yang kini diikat dengan pita perak. Garis tengah Hajar Aswad sekitar 10 cm. Batu ini dipercaya berasal dari surga dan sudah dimuliakan sejak zaman jahiliah. Sebelum Muhammad diangkat menjadi Rasul, ketika Ka’bah diperbaiki dan Hajar Aswad diturunkan dari tempatnya, para pemuka masyarakat Arab Makkah berebutan ingin mengembalikan Hajar Aswad ke tempat semula. Satu pun tak ada yang mau mengalah. Akhirnya mereka meminta saran Muhammad yang kemudian mengambil serban dan meletakkannya di tengah-tengah. Lalu keempat pemuka Makkah itu masing-masing disuruh memegang salah satu serban untuk bersama-sama mengangkat Hajar Aswad yang ada di tengahnya. Muhammad lah yang kemudian meletakkan batu hitam suci itu ke tempatnya semula. Para pemuka masyarakat Makkah itu puas terhadap cara yang ditempuh Muhammad. Beliau kemudian diberi gelar “Al Amin” : orang yang dipercaya.

kabah5
Multazam
Artinya yang diminta pertanggungjawaban. Dia adalah nama sebuah tempat yang terletak sebuah tempat yang terletak antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Multazam adalah salah satu tempat yang makbul untuk berdoa. Dalam hadist nabi yang disampaikan Baihaqi dari Ibnu Abbas, dikatakan “antara Rukun Aswad (sudut tempat Hajar Aswad) dan pintu Ka’bah disebut Multazam. Tidak ada orang yang minta sesuatu di Multazam, melainkan Allah mengabulkan permintaan itu”.
Hijir Ismail
Di depan mizab rahmah atau pancuran emas itu ada sebuah bangunan melengkung yang kedua ujungnya mengarah kepada sudut ka’bah sebelah timur dan barat. Bangunan tersebut namanya al-hatim. Jarak antara kedua ujungnya dan sudut timur dan barat Ka’bah kira-kira 2,3 meter. Tingginya sekitar 1 meter, dan tebalnya 1,5 meter. Sedangkan jarak antara lengkungan sebelah dalam alhatim dengan Ka’bah adalah 8,44 meter. Halaman yang terhampar antara al-hatim dan bangunan Ka’bah itu dinamakan al-hijir, atau hijir Ismail. Ada pendapat yang menyebutkan bahwa makam Nabi Ismail a.s. dan Siti Hajar terletak di al-hijir tersebut. Namun itu bukanlah pendapat yang didukung oleh semua ulama.
Rukun Yamani
Atau disebut sudut arah Yaman. Sudut ini penting artinya bagi keistimewaan Ka’bah. Di sudut ini setiap jamaah yang thawaf disunnahkan untuk menyalami/mengusap dengan tangan kanan atau cukup dengan melambaikan tangan ke arah sudut ini dengan mengucap “Bismillah Wallahu Akbar”. Dari sudut ini menuju sudut Hajar Aswad disunnahkan membaca “Robbanaa aatina fiddunyaa hasanah, wafil aakhirati hasanah, waqinaa adzaaban naar”. Dalam satu riwayat, Nabi pernah bersabda bahwa setiap beliau meliwati sudut ini tampak ada malaikat yang mengucapkan aamin . . . sebagai jawaban dari do’a Beliau. Rukun Yamani ini juga dipercayai sebagai salah satu tempat yang sangat baik untuk berdo’a, dengan cara meletakkan tangan kanan lalu meminta kepada Allah SWT apa yang kita inginkan.

haram17
Maqam Ibrahim
Kata Maqam memang memiliki beberapa arti, namun yang dimaksudkan di sini adalah Maqam yang berarti tempat pijakan orang berdiri. Adapun Maqam Ibrahim adalah batu yang digunakan oleh Nabi Ibrahim berpijak pada waktu beliau membangun Ka’bah. Di batu ini ada bekas telapak kaki Nabi Ibrahim, karena ketika Nabi Ibrahim menginjaknya ia menjadi empuk sehingga kedua kaki beliau masuk sedalam 9 cm dan anehnya, batu ini dapat naik ke atas dan turun sendiri sesuai keperluan Nabi Ibrahim ketika membangun tembok Ka’bah. Dalam kitab “Akhbaar Makkah” diterangkan bahwa setelah Nabi Ibrahim menyelesaikan pembangunan Ka’bah, beliau diperintahkan memanggil semua umat manusia untuk berhaji di Baitillah Al-Haram (Makkah). Lantas Nabi Ibrahim naik batu yang dinaiki ketika membangun Ka’bah dan batu itupun langsung naik ke atas sampai lebih tinggi dari pada gunung-gunung yang ada di Makkah. Dengan kehendak Allah suara Nabi Ibrahim dapat didengar oleh semua manusia yang ada dan yang akan ada sehingga mereka menjawab “Ya…ya… aku penuhi panggilanmu”
Mina
Sebuah kawasan yang panjangnya sekitar 3,2 km. Terletak di daerah perbukitan antara Makkah dan Muzdalifah. Pembangunan telah menyebabkan kota kecil ini nyaris menyatu dengan Makkah. Letaknya di sebelah timur Makkah, pada jalur ke Arafah. Di Mina terdapat tiga jumrah berbentuk tugu yang wajib dilempar oleh orang yang melakukan ibadah haji. Ketiga jumrah itu adalah jumrah Ula (pertama), jumrah Wusta (tengah) dan jumrah Aqabah (akhir) yang juga disebut jumrah Kubra (besar). Selain dijadikan tempat jumrah (melontar), Mina juga dijadikan tempat penyembelihan hewan kurban. Semua itu dilakukan orang berdasarkan riwayat Nabi Ibrahim a.s. yang hendak menyembelih putranya Ismail di sana. Seperti tercatat dalam sejarah, pada detik-detik terakhir Allah mengganti Ismail dengan seekor kambing. Sedangkan jumrah adalah kias bagaimana Siti Hajar melontar iblis yang menggota imannya agar melarang Nabi Ibrahim mengorbankan Ismail.
Arafah
Suatu tempat yang letaknya 25 km dari Makkah. Disinilah tempat yang menjadikan puncak ibadah haji. Dalam salah satu hadistnya, Nabi Muhammad SAW menyatakan ‘Al Hajju Arafah” yang artinya “haji itu Arafah”. Karena tanpa wukuf di Arafah ibadah haji sama sekali tidak sah. Dan di sini pula Rasulullah menyampaikan khotbah terakhirnya yang amat terkenal. Di Arafah ada bukit kecil yang amat terkenal, namanya jabal Rahmah atau Gunung Rahmat. Menurut kisah, di bukit inilah nabi Adam a.s. bertemu kembali dengan Siti Hawa setelah terusir dari surga dan terpisah.
Muzdalifah
Terletak antara Mina dengan Arafah. Dalam kaitan ibadah haji, Muzdalifah mempunyai arti penting. Disinilah tempat yang ditentukan bagi jamaah haji untuk mengambil kerikil-kerikil yang akan digunakan untuk melontar jamarat di Mina. Muzdalifah juga menjadi tempat jamaah haji harus ‘mabit’, yakni bermalam atau sekedar melewati tengah malam untuk memenuhi persyaratan berhaji.
Kota Jeddah
Atau Jeddah adalah sebuah kota pelabuhan dagang penting di Saudi Arabia. Disebut juga Qarnul Manazil sebagai salah satu ‘miqat makani’ bagi jamaah haji dan umrah yang akan memasuki kota Makkah. Letaknya di pantai timur Laut Merah. 75 km dari kota suci Makkah. Dulu penghasilan Jeddah hanyalah dari penyelenggara haji dan penangkapan ikan, tetapi setelah dibangun dan diperluas, kini Jeddah memiliki industri haji dan bagi jamaah umrah Jeddah adalah surga untuk belanja. Segala jenis barang mudah didapat di sini dengan harga yang relatif murah.
Kota Madinah
Sesungguhnya berarti kota atau bisa juga kebudayaan. Ada pendapat yang menyatakan karena di sana Nabi Muhammad SAW membangun kebudayaan Islam sebagai suatu kebudayaan baru, maka kota yang semula bernama Yatsrib itu pun diganti menjadi Madinah atau Medina. Barangkali tak banyak kota yang punya banyak nama seperti Madinah. Kota ini dikenal juga sebagai “Madina al Nabi” (kota Nabi). Madinah al Rasul, Thaba, Tayyibah, Qaryah al Anshar, Al ‘Ashimah, Al Mubarakah, Al Mukhtarah, Bait Rasul Allah, Sayyidah al-Buldan, Dar al-Iman, Dar al-Abrar, Dar al-Akhyar, Dar al-Sunnah, Dar al- Salam dan Dar al-Haram. Madinah terletak di daerah Hejaz, bagian dari semenanjung Arab yang terletak di antara dataran tinggi Najd dan daerah pantai Tihamah. Madinah adalah daerah subur. Bila hujan turun, Madinah menjadi tempat pertemuan aliran-aliran air yang berasal dari selatan dan timur. Di kota inilah terletak Masjid Nabawi, salah satu masjid mulia yang dibangun oleh Rasulullah. Makam Rasul pun terdapat di dalam masjid tersebut. Menurut Nabi dalam salah satu hadistnya, shalat di masjid ini pahalanya sama dengan seribu kali shalat di masjid lain, kecuali shalat di Masjidil Haram dan masjid Al Aqsha.
Masjid Nabawi
Masjid yang pertama didirikan oleh Rasulullah SAW ketika Beliau telah menetap di Madinah. Masjid itu didirikan pada tahun pertama Hijriah, atau tahun 622 Masehi. Di dalam masjid Rasulullah SAW kemudian dimakamkan bersebelahan dengan Sayyidini Abu Bakar dan Sayyidini Umar. Selain ada mimbar Nabi yang bersejarah, di dalam masjid ini ada pula satu tempat yang mulia yang diberi nama Raudhah. Seperti juga dengan Masjidil Haram, Masjid Nabawi pun dari masa ke masa dibangun dan diperluas terus. Cuma berbeda dengan Masjidil Haram, dimana kaum wanita bisa shalat dengan kaum pria. Di Masjid Nabawi tempat shalat untuk kaum wanita dan pria dipisahkan. Demikian pula dalam menentukan waktu-waktu berziarah ke makam Rasulullah SAW, pria dan wanita tidak bisa ziarah dalam waktu yang bersamaan. Perawatan Masjid Nabawi dibawah tanggung jawab Kerajaan Saudi Arabia.
Raudhah
Secara kebahasaan berarti taman. Tapi yang dimaksukd dengan Raudhah yang ada di dalam Masjid Nabawi adalah salah satu bagian atau areal kecil yang letaknya di dekat mimbar Nabi. Menurut salah satu hadist, Rasulullah SAW pernah menyatakan bahwa Raudhah yang ada di masjid Beliau itu adalah semacam maket dari sebagian taman yang ada di surga. Raudhah yang menjadi salah satu tempat berdo’a yang ‘ijabah’ (makbul) oleh pengurus Masjid Nabawi telah diberi tanda-tanda batasnya dengan tiang dan lampu-lampu berwarna hijau, sehingga orang tidak sukar menemukannya. Namun setiap saat tempat ini dipenuhi oleh orang-orang yang shalat sunnah dan berdo’a.
Mimbar Nabi
Sebuah mimbar atau podium yang berada di dalam Masjid Nabawi di Madinah. Semula tempat itu adalah tempat duduk yang ditinggikan. Dari tempat itulah Rasulullah SAW berkhotbah kepada kaum muslimin yang duduk bersaf-saf. Kemudian Tamin al-Dar, salah seorang sahabat perawi hadist, mengusulkan membangun tempat duduk yang ditinggikan itu menjadi mimbar. Tamim mengusulkan itu setelah melihat orang memakai mimbar di Damaskus. Mimbar itu mempunyai dua anak tangga dan dibangun oleh Kilab, hamba sahaya Abbas bin Abdul Muttahalib.
Makam Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar
Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar adalah dua sahabat Rasulullah SAW yang memiliki posisi tersendiri dalam sejarah. Abu Bakar berwajah tampan dan nasab keturunnannya tidak tercela sama sekali. Nabi pernah menyatakan bahwa Abu Bakar adalah orang yang dibebaskan Allah dari sentuhan api neraka. Setelah Rasul mangkat Abu Bakarlah yang ditunjuk menjadi khalifah pertama. Ketika Beliau mangkat, Abu Bakar tidak menunjuk keluarganya sebagai pengganti, melainkan Beliau menunjuk Sayyidina Umar sebagai khalifah kedua. Bila Abu Bakar sudah masuk Islam pada saat-saat pertama agama itu disebarkan oleh Rasul, Umar adalah pengikut yang kemudian. Namun dalam mengabdi kepada Islam, keduanya bagai berlomba-lomba dalam kebaikan. Kedua sahabat Nabi ini dimakamkan di sisi makam Rasulullah SAW di dalam Masjid Nabawi. Kapan saja Masjid Nabawi dibuka, ketiga serangkai makam itu senantiasa dipenuhi peziarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar